Pemahaman
Tentang Ilmu Sosial Dasar
Dimas Ibrahim
52411116
1IA09
KATA
PENGANTAR
Rasa
syukur yang dalam kami sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pemurah, karena
berkat kemurahanNya makalah ini dapat penulis selesaikan sesuai yang diharapkan.
Dalam makalah ini penulis membahas tentang “Pemahaman ilmu sosial dasar”.
Makalah
ini dibuat dalam rangka tugas yang merupakan syarat pemberian nilai untuk mata
kuliah Ilmu Sosial Dasar.
Dalam
proses pendalaman materi tentang ilmu sosial dasar, tentunya penulis
mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran, untuk itu rasa terima kasih
yang sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada :
- Ibu Rehulina Apriyanti selaku
dosen mata kuliah “Ilmu Sosial Dasar”
- Rekan-rekan mahasiswa 1IA09
Teknik Informatika, Universitas Gunadarma yang telah banyak memberikan
masukan untuk makalah ini.
Demikian
makalah ini saya buat semoga bermanfaat.
Bogor,
1 Oktober 2011
Hormat
Kami,
(Penulis)
BAB
I
1.1.
Latar Belakang
Ilmu Sosial Dasar diajarkan di Universitas agar dapat
mencetak mahasiswa-mahasiswa yang bukan hanya handal di bidangnya, tetapi juga
dapat memiliki Ilmu Sosial yang tinggi. Kemampuan yang diharapkan dimiliki oleh
mahasiswa adalah kemampuan akademik, kemampuan profesi, dan kemampuan pribadi.
Kemampuan akademik dan profesi adalah kemampuan yang didapat
oleh mahasiswa dalam proses pembelajaran di kampus sesuai kurikulum yang ada.
Sedangkan, kamampuan pribadi diharapkan dapat didapatkan oleh mahasiswa dalam
mata kuliah ISD (Ilmu Sosial Dasar).
Oleh karena itu posisi Ilmu Sosial Dasar cukup penting dalam
pembentukan mahasiswa yang Bertaqwa kepada Tuhan YME, Berjiwa Pancasila,
Memiliki wawasan Sejarah perjuangan bangsa, Memiliki wawasan dan pendekatan
dalam menyikapi permasalahan sosial, ekonomi, politik, kebudayaan, maupun
pertahanan, Memiliki wawasan tentang kehidupan bermasyarakat.
1.2.
Maksud dan Tujuan
Dalam
penulisan ini bertujuan sebagai menambah pemahaman Saya tentang ISD (Ilmu
Sosial Dasar) dalam penggolongan masyarakat yang bertujuan untuk:
1. Memenuhi tugas mata kuliah ISD (Ilmu Sosial
Dasar).
2. Memahami tentang Pengertian Masyarakat dan
Penggolongannya.
1.3.
Teori (Sumber)
Drs.
JBAF Mayor Polak menyebut masyarakat (society) adalah wadah segenap antar
hubungan sosial terdiri atas banyak sekali kolektifa-kolektifa serta kelompok
dan tiap-tiap kelompok terdiri dari kelompok-kelompok yang lebih baik atau
subkelompok.
Kemudian
menurut pendapat dari Prof. M.M. Djojodiguno tentang masyarakat adalah suatu
kebulatan daripada segala perkembangan dalam hidup bersama antara manusia
dengan manusia. Akhirnya Hasan Sadily berpendapat bahwa masyarakat adalah suatu
keadaan badan atau kumpulan manusia yang hidup bersama.
1.4.
Metodologi
1.4.1.
Persiapan
Dalam
penulisan ini saya mengangkat tema tentang Pengertian Masyarakat dan
Penggolongannya. Adapun sub-sub pembahasan dalam tulisan ini adalah masyarakat
sederhana, masyarakat maju, dan masyarakat industri. Tulisan ini saya buat
dengan mengutip dari beberapa sumber, seperti buku, dan website.
1.4.2.
Identifikasi
• Tujuan identifikasi ini adalah untuk
mengetahui pengertian masyarakat dan penggolongannya, dan apa saja yang
dipelajari didalamnya.
• Menggenal pengertian masyarakat oleh para
ahli serta agar dapat memanfaatkannya sebagai pedoman kehidupan bermasyarakat.
Masyarakat
adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan,
norma-norma, adat istiadat yang sama-sama ditaati dalam lingkungannya. Tatanan
kehidupan, norma-norma yang mereka memiliki itulah yang menjadi dasar kehidupan
mereka, sehingga membentuk suatu kelompok manusia yang memiliki cirri-ciri
kehidupan yang khas. Dalam lingkungan itu, antara orang tua dan anak, antara
ibu dan ayah, antara kakek dan cucu, antara sesama kaum laki-laki atau sesama
kaum wanita, antara kaum wanita dan kaum lelaki, larut dalam suatu kehidupan
yang teratur dan terpadu dalam suatu kelompok manusia, yang disebut manusia.
1.4.3.
Penulisan Tugas
Setelah
terselesaikannya proses di atas, maka tahap selanjutnya adalah penulisan tugas
dengan tema pengertian masyarakat dan penggolongannya. Semoga tulisan ini dapat
bermanfaat.
1.5.
Studi Kasus
Dalam
penulisan ini saya mengambil kasus yang sering teramati didalam masyarakat
dimana adanya perbedaan antar masyarakat yang sangat mencolok, yaitu perbedaan
dalam tatanan kehidupan ataupun cara mereka dalam menyelesaikan suatu masalah.
Perbedaan yang mencolok tersebut biasanya terdapat pada masyarakat yang
berlokasi jauh dari perkotaan.
Misalkan,
masyarakat Jakarta berbeda dengan masyarakat papua, walaupun sama-sama dalam
wilayah Indonesia tetapi dikarenakan jarak yang berjauhan sehingga tidak
terjadi sentralisasi kebudayaan. Hal ini mengakibatkan kedua masyarakat ini
memiliki tatanan kehidupan tersendiri dengan adat istiadat yang berbeda dan
kehidupan sosial yang berbeda.
Bab
II
Pembahasan
Sebagai
makhluk individual manusia mempunyai dorongan atau motif untuk mengadakan
hubungan dengan dirinya sendiri, sedangkan sebagai makhluk sosial manusia
mempunyai dorongan untuk mengadakan hubungan dengan orang lain, manusia
mempunyai dorongan sosial. Dengan adanya dorongan atau motif sosial pada
manusia, maka manusia akan mencari orang lain untuk mengadakan hubungan atau
untuk mengadakan interaksi. Dengan demikian maka akan terjadilah interaksi
antara manusia satu dengan manusia yang lain.
2.1.
Pengertian interaksi sosial
Interaksi
sosial adalah hubungan antar individu satu dengan individu lainnya. Individu
satu dapat mempengaruhi yang lain begitu juga sebaliknya. Pada kenyataannya
interaksi yang terjadi sesungguhnya tidak sesederhana kelihatannya melainkan
merupakan suatu proses yang sangat kompleks. Interaksi terjadi karena
ditentukan oleh banyak faktor termasuk manusia lain yang ada di sekitar yang
memiliki juga perilaku spesifik.
Di
dalam interaksi sosial ada kemungkinan individu dapat menyesuaikan dengan yang
lain, atau sebaliknya. Pengertian penyesuaian di sini dalam arti yang luas,
yaitu bahwa individu dapat melebur diri dengan keadaan di sekitarnya, atau
sebaliknya individu dapat mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan dalam diri
individu, sesuai dengan apa yang diinginkan oleh individu yang bersangkutan.
Hubungan
antara suatu individu masyarakat dengan relasi - relasi sosial
lainnya,menentukan struktur dari masyarakatnya yang dimana hubungan antar
manusia dengan relasi tersebut berdasarkan atas suatu komunikasi yang dapat
terjadi di antara keduanya. Hubungan antar manusia atau relasi – relasi
sosial,suatu individu dengan sekumpulan kelompok masyrakat,baik dalam bentuk
individu atau perorangan maupun dengan kelompok – kelompok dan antar kelompok
masyarakat itu sendiri,menciptakan segi dinamika dari sisi perubahan dan
perkembangan masyarakat. Sebelum terbentuk sebagai suatu bentuk
konkrit,komunikasi atau hubungan yang sesuai dengan nilai – nilai sosial di
dalam suatu masyarakat,telah mengalami suatu proses terlebih dahulu yang dimana
proses – proses ini merupakan suatu bentuk dari proses sosial itu sendiri.
2.2.
Faktor-faktor dasar penyebab interaksi manusia
a.
Faktor imitasi, imitasi merupakan dorongan untuk meniru orang lain. Dalam
faktor ini seseorang akan meniru apa yang pernah dilihatnya,yang menurutnya
cocok dengan pribadinya dan nyaman untuk dijalani. Tanpa disadari orang itu
telah meniru orang lain,karena setiap manusia mempunyai karakteristik yang
menarik dan aura yang berbeda-beda. Dalam setiap tingkah lakunya, seseorang
mencerminkan kepribadiannya masing-masing,sehingga dapat menarik perhatian dan
respon dengan orang lain. Itulah faktor
imitasi yang tanpa disadari sudah kita jalani.
b.
Faktor sugesti, adalah pengaruh psikis yang diterima tanpa adanya kritik Yang
dimaksud dengan sugesti ialah pengaruh psikis, baik yang datang dari diri
sendiri, maupun yang datang dari orang lain, yang pada umumnya diterima tanpa
adanya kritik dari individu yang bersangkutan. Faktor ini bisa memberikan suatu
keputusan dan dapat dipertimbangkan hasilnya. Banyak seseorang mendapat sugesti
dari dalam dirinya sendiri dengan suatu pemikiran permasalahan yang
dihadapi,sehingga muncul ide suatu perasaan yang dianggap dapat menyelesaikan
masalah yang dihadapinya tersebut.
c.
Faktor identifikasii, adalah dorongan untuk menjadi identik (sama ) dengan
orang lain. Hampir sama dengan faktor imitasi,namun dalam faktor ini seseorang
bisa berusaha menyerupai orang lain yang dianggapnya nyaman untuk ditiru.
Biasanya seseorang mengidolakan idolanya yang ia lihat di media umum,dan
berusaha menyamai dengan idolanya tersebut. Seperti meniru gaya rambut, gaya
berpakaian, gaya berbahasa, dan lain-lain. Banyak seperti anak kecil yang
menirukan orang tuanya,karena faktor keluarga pun mempengaruhi pribadi dari
anak kecil tersebut. Secara umum orang yang melakukan hal tersebut bisa disebut
plagiat(peniru).
d.
Faktor Simpati, merupakan perasaan tertarik kepada orang lain. Faktor ini
secara kontekstual menggunakan perasaan. Melalui apa yang orang lain
lakukan,seperti berperilaku baik,berpakian sopan,serta perhatian kepada sesama,
hal ini menarik pula perhatian seseorang tersebut kepada dirinya. Sehingga
faktor simpati terjadi.
e.
Faktor Empati yaitu mirip dengan
simpati, akan tetapi tidak semata-mata perasaan kejiwaan saja. Empati dibarengi
dengan perasaan organisme tubuh yang sangat intens/dalam. Contohnya ketika ada
pengemis yang menghampiri kita dengan wajah yang penuh penderitaan dan
kesusahan, secara sadar hati kita terpengaruh olehnya. Dan segera mengambil
sebagian rizki kita untuk pengemis tadi. Ada pula ketika melihat anak kecil
yang jatuh dari sepeda. Seketika pula kita langsung membantu anak kecil
tersebut dan melihat dia terluka atau tidak,jika terluka kita segera membantu
mengobati anak itu.
d.
Faktor Motivasi yaitu rangsangan
pengaruh, stimulus yang diberikan antar masyarakat, sehingga orang yang diberi
motivasi menuruti atau melaksanakan apa yang dimotivasikan secara kritis,
rasional dan penuh rasa tanggung jawab . Motivasi biasanya diberikan oleh orang
yang memiliki status yang lebih tinggi dan berwibawa, misalnya dari seorang
ayah kepada anak, seorang guru kepada siswa. Motivasi sangat perlu diberikan ketika
ada seseorang yang sedang terpuruk, agar bisa bangkit dari keterpurukannya.
2.3.
Teori-teori hubungan interpersonal
Ada 4 model hubungan
interpersonal yaitu meliputi :
a. Model pertukaran
sosial (social exchange model)
Hubungan
interpersonal diidentikan dengan suatu transaksi dagang. Orang berinteraksi
karena mengharapkan sesuatu yang memenuhi kebutuhannya. Artinya dalam hubungan
tersebut akan menghasilkan ganjaran (akibat positif) atau biaya (akibat
negatif) serta hasil / laba (ganjaran dikurangi biaya).
b. Model peranan (role
model)
Hubungan
interpersonal diartikan sebagai panggung sandiwara. Disini setiap orang
memainkan peranannya sesuai naskah yang dibuat masyarakat. Hubungan akan
dianggap baik bila individu bertindak sesuai ekspetasi peranan (role
expectation), tuntutan peranan (role demands), memiliki ketrampilan (role
skills) dan terhindar dari konflik peranan. Ekspetasi peranan mengacu pada
kewajiban, tugas dan yang berkaitan dengan posisi tertentu, sedang tuntutan
peranan adalah desakan sosial akan peran yang harus dijalankan. Sementara itu
ketrampilan peranan adalah kemampuan memainkan peranan tertentu.
c. Model
permainan (games people play model)
Model
menggunakan pendekatan analisis transaksional. Model ini menerangkan bahwa
dalam berhubungan individu-individu terlibat dalam bermacam permaianan.
Kepribadian dasar dalam permainan ini dibagi dalam 3 bagian yaitu :
•
Kepribadian orang tua (aspek kepribadian yang merupakan asumsi dan perilaku
yang diterima dari orang tua atau yang dianggap sebagi orang tua).
•
Kepribadian orang dewasa (bagian kepribadian yang mengolah informasi secara
rasional)
•
Kepribadian anak (kepribadian yang diambil dari perasaan dan pengalaman
kanak-kanak yang mengandung potensi intuisi, spontanitas, kreativitas dan kesenangan).
Pada
interaksi individu menggunakan salah satu kepribadian tersebut sedang yang lain
membalasnya dengan menampilkan salah satu dari kepribadian tersebut. Sebagai
contoh seorang suami yang sakit dan ingin minta perhatian pada istri
(kepribadian anak), kemudian istri menyadari rasa sakit suami dan merawatnya
(kepribadian orang tua).
d.
Model Interaksional (interacsional model)
Model
ini memandang hubungann interpersonal sebagi suatu sistem . Setiap sistem
memiliki sifat struktural, integratif dan medan. Secara singkat model ini
menggabungkan model pertukaran, peranan dan permainan.
2.4. Bentuk- Bentuk Interaksi Sosial
Ada beberapa bentuk
interaksi social, menurut Park dan Burgess (Santosa,2004:12) bentuk interaksi
sosial dapat berupa:
a. Kerja sama
Kerja
sama ialah suatu bentuk interaksi sosial dimana orangorang atau
kelompok-kelompok bekerja sama Bantumembantu untuk mencapai tujuan bersama.
Misal, gotongroyong membersihkan halaman sekolah.
b. Persaingan
Persaingan
adalah suatu bentuk interaksi sosial dimana orangorang atau kelompok- kelompok
berlomba meraih tujuan yang sama.
c. Pertentangan.
Pertentangan
adalah bentuk interaksi sosial yang berupa perjuangan yang langsung dan sadar
antara orang dengan orang atau kelompok dengan kelompok untuk mencapai tujuan
yang sama.
d. Persesuaian
Persesuaian
ialah proses penyesuaian dimana orang- orang atau kelompok- kelompok yang
sedang bertentangan bersepakat untuk menyudahi pertentangan tersebut atau
setuju untuk mencegah pertentangan yang berlarut- larut dengan melakukan
interaksi damai baik bersifat sementara maupun bersifat kekal.
Selain
itu akomodasi juga mempunyai arti yang lebih luas yaitu, penyesuaian antara
orang yang satu dengan orang yang lain, antara seseorang dengan kelompok,
antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain.
e. Perpaduan
Perpaduan
adalah suatu proses sosial dalam taraf kelanjutan, yang ditandai dengan
usaha-usaha mengurangi perbedaan yang terdapat di antara individu atau
kelompok. Dan juga merupakan usaha- usaha untuk mempertinggi kesatuan tindakan,
sikap, dan proses mental dengan memperhatikan kepentingan dan tujuan bersama.
2.5. Pentingnya interaksi sosial untuk kesehatan
manusia
Meskipun
interaksi sosial yang kompleks, saya percaya bahwa sangat penting untuk
kesehatan manusia, baik secara mental dan fisik. Banyak orang merasa sulit untuk membuka hati
mereka dan berbagi perasaan dan masalah. Namun, interaksi sosial di mana orang
dapat berbicara masalah-masalah mereka dan merasa diterima dan dipahami sangat
bermanfaat bagi kesehatan mental.
Cara
lain interaksi sosial dapat membantu kesehatan adalah bahwa hal itu dapat
menantang distorsi yang sering kita membangun melalui sistem kepercayaan kita
dan pengalaman. Saya telah menemukan bahwa ketika saya menganggur dan hidup
sendiri di tempat baru, saya sendiri untuk banyak waktu dan hal-hal yang
biasanya tidak signifikan mengambil jauh lebih penting dan ide / keyakinan yang
terdistorsi. Ketika saya kembali untuk berinteraksi dengan orang lain dalam
pekerjaan, hal-hal yang menyebabkan gangguan atau tekanan ringan memudar
menjadi tidak penting. Hal ini diungkapkan dengan sangat baik di buku Totmans
Pikiran Stres, dan Kesehatan sebagai "dukungan sosial memodulasi penilaian
dari stres dan sendiri membantu untuk melindungi kesehatan dengan menjaga
sistem kencang dan waspada terhadap alam, kecenderungan patologis yang selalu
hadir."
Dokter
McClintock, Direktur Institute for Pikiran dan Biologi, menemukan bahwa tikus
yang hidup dalam kelompok-kelompok tinggal 40% lebih lama daripada yang
ditampung oleh diri sendiri dan juga pulih lebih cepat dari penyakit.
Eksperimen ini telah diperpanjang untuk membandingkan manusia kesepian dan
sosial dan meskipun sidang masih berjalan, indikasi awal menunjukkan
orang-orang kesepian tidak sembuh dengan cepat dari penyakit, tidak bisa tidur
juga dan memiliki tekanan darah sistolik yang lebih tinggi. Sidang nyatakan
kesimpulan awal bahwa interaksi sosial membantu orang menjadi lebih sehat dan
hidup lebih lama.
Hal
ini juga telah ditemukan dalam penelitian lain, termasuk Cacioppo, yang
menemukan orang yang kesepian menunjukkan sejumlah perubahan kardiovaskuler
yang merugikan dibandingkan dengan orang dengan teman-teman. Mereka memiliki
detak jantung lebih cepat, tekanan darah tinggi dan tidur lebih miskin. Jadi
ini erat cermin temuan McClintock ini.
Ada
juga bukti yang baik bahwa dukungan sosial memiliki pengaruh positif pada
berbagai penyakit termasuk penyakit jantung, kanker, hipertensi dan gangguan
pernapasan. Interaksi sosial adalah proses yang kompleks dan saya menemukan hal
menarik bahwa manusia merespon lebih cepat dalam kelompok tetapi bahwa
tindakan-tindakan yang lebih kompleks terhalang. Orang mungkin merusak
kesehatan mereka jika kelompok referensi utama mereka menunjukkan perilaku yang
berbahaya (seperti perilaku berisiko tinggi seperti menggunakan obat atau
permainan akrobat). Juga, ada kesempatan di mana seseorang memiliki kelompok
referensi yang bertentangan bahwa sangat menentang satu sama lain. Hal ini
dapat menyebabkan stres mental.
Juga,
beberapa orang-orang seperti pertapa pertapa dan dapat menjalani hidup sehat
dan kepadatan penduduk dapat menyebabkan kesehatan yang buruk. Interaksi sosial
yang baik tetapi hampir semua orang nilai waktu mereka sendiri. Saya tahu bahwa
jika saya tidak mendapatkan waktu itu saja, keluarga saya kesejahteraan
menderita!
Namun,
interaksi sosial yang baik adalah bagian kunci dari hidup sehat. Penelitian
demi penelitian daftar persahabatan yang baik, hubungan keluarga dan kesehatan
sebagai hal yang paling penting untuk miliki untuk menjadi bahagia dan
terpenuhi.
Dukungan
yang baik dapat membantu melindungi terhadap efek berbahaya dari stres dengan
membantu orang mengatasi lebih baik. Interaksi sosial dan dukungan telah
ditemukan untuk membantu mengatasi perubahan hidup yang besar seperti emigrasi,
redundansi bergerak, rumah dan berkabung. Sifat kompleks situasi sosial
membuatnya sulit untuk mengisolasi interaksi sosial sebagai satu-satunya
penyebab perbaikan atau perlindungan kesehatan. Namun, berbagai studi yang
telah menemukan bahwa interaksi sosial memiliki peran besar dalam meningkatkan
kesehatan dan fakta bahwa semua budaya rakyat nilai interaksi ini merupakan
bukti kuat dari kekuatan interaksi sosial.
BAB
III
Penutup
Demikianlah
tugas yang telah saya kerjakan dengan sunguh-sungguh, mungkin ada kekurangan
yang terdapat dalam penulisan tugas ini. Semoga ada kritik dan saran yang
mendukung dalam penulisan ini. Jika ada kelebihan mungkin hanya kebetulan
semata. Terima kasih.
Simpulan
Pada tugas ini saya simpulakan
beberapa inti pokok pembahasan tugas:
1. Interaksi sosial adalah hubungan antar
individu satu dengan individu lainnya. Dimana Individu satu dapat mempengaruhi
yang lain begitu juga sebaliknya. (definisi secara psikologi sosial).
2. Beberapa faktor-faktor interaksi sosial
yaitu: faktor imitasi,sugesti, identifikasi, simpati, empati dan motivasi.
3.
Teori-teori hubungan interpersonal ada 4 yaitu:
• Model
pertukaran sosial (social exchange model)
• Model peranan (role model)
• Model permainan (games people play
model)
• Model Interaksional (interacsional
model)
4. Ada beberapa bentuk interaksi sosial, menurut
Park dan Burgess (Santosa,2004:12) bentuk interaksi sosial dapat berupa:
• Kerja sama
• Persaingan
• Pertentangan.
• Persesuaian
• Perpaduan
5. Pentingnya interaksi sosial untuk kesehatan
manusia
DAFTAR PUSTAKA
http://belajarpsikologi.com/pengertian-interaksi-sosial/
http://nadhirin.blogspot.com/2010/05/interaksi-sosial.html#comment-form
http://id.wikipedia.org/wiki/Interaksi_sosial
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.traumaregister.co.uk/Articles/Human_Health_Contact.htm
No comments:
Post a Comment