Pemuda
dan Sosialisasi
KATA
PENGANTAR
Rasa syukur yang
dalam kami sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pemurah, karena berkat
kemurahanNya makalah ini dapat penulis selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam
makalah ini penulis membahas tentang “Pemahaman ilmu sosial dasar”.
Makalah ini
dibuat dalam rangka tugas yang merupakan syarat pemberian nilai untuk mata
kuliah Ilmu Sosial Dasar.
Dalam proses pendalaman materi tentang ilmu sosial
dasar, tentunya penulis mendapatkan
bimbingan, arahan, koreksi dan saran, untuk itu rasa terima kasih yang
sedalam-dalamnya penulis sampaikan
kepada :
Ibu Rehulina
Apriyanti selaku dosen mata kuliah “Ilmu Sosial Dasar”
Rekan-rekan
mahasiswa 1IA09 Teknik Informatika, Universitas Gunadarma yang telah banyak
memberikan masukan untuk makalah ini.
Demikian makalah
ini saya buat semoga bermanfaat.
Bogor,3 November
2011
Hormat Kami,
(Penulis)
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Masalah pemuda merupakan masalah yang abadi dan selalu
dialami oleh setiap generasi dalam hubungannya dengan generasi yang lebih tua.
Masalah-masalah pemuda ini disebakan karena sebagai akibat dari proses
pendewasaan seseorang, penyusuan diri dengan situasi yang baru dan timbulah
harapan setiap pemuda karena akan mempunyai masa depan yang baik daripada orang
tuanya. Proses perubahan itu terjadi secara lambat dan teratur (evolusi)
Sebagian besar pemuda mengalami pendidikan yang lebih
daripada orang tuanya. Orang tua sebagai peer group yang memberikan bimbingan,
pengarahan, karena merupakan norma-norma masyarakat, sehingga dapat
dipergunakan dalam hidupnya. Banyak sekali masalah yang tidak terpecahkan
karena kejadian yang menimpa mereka belum pernah dialami dan diuangkapkannya.
Dewasa ini umum dikemukakan bahwa secara biologis dan
politis serta fisik seorang pemuda sudah dewasa akan tetapi secara ekonomis,
psikologis masih kurang dewasa. Contohnya seperti pemuda-pemuda yang sudah
menikah, mempunyai keluarga, menikmati hak politiknya sebagai warga Negara tapi
dalam segi ekonominya masih tergantung kepada orang tuanya.
B. Rumusan
Masalah
Dalam perumusan masalah ini penulis akan merumuskan tentang:
1. Bagaimana Pengertian tentang pemuda.
2. Bagaimana pengertian sosialiasi
3. Bagaimana pengertian Internalisasi
4. Bagaimana gambaran pemuda dan identiasnya
C. Tujuan
Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui
tentang bagaimana pengertian dari pemuda, bagaimana pengertian dari sosialisasi
dan Internalisasi pemuda. Dan bagaimana gambaran pemuda dengan identitas
dirinya.
D. Metode
Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini
adalah menggunakan metode pustaka yaitu penulis menggunakan media pustaka dalam
penyusunan makalah ini
BAB
II
PEMUDA
DAN SOSIALISASINYA
A. Pengertian
Pemuda
Telah kita ketahui bahwa pemuda atau generasi muda
merupakan konsep-konsep yang selalu dikaitkan dengan masalah nilai. hal ini
merupakan pengertian idiologis dan kultural daripada pengertian ini. Di dalam
masyarakat pemuda merupakan satu identitas yang potensial sebagai penerus
cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan bangsanya karma
pemuda sebagai harapan bangsa dapat diartikan bahwa siapa yang menguasai pemuda
akan menguasai masa depan.
Ada beberapa kedudukan pemuda dalam pertanggungjawabannya atas tatanan
masyarakat, antara lain:
a. Kemurnian idealismenya
b. Keberanian dan Keterbukaanya dalam menyerap
nilai-nilai dan gagasan-gagasan yang
baru
c. Semangat pengabdiannya
d. Sepontanitas dan dinamikanya
e. Inovasi dan kreativitasnya
f. Keinginan untuk segera
mewujudkan gagasan-gagasan baru
g. Keteguhan janjinya dan keinginan untuk
menampilkan sikap dan keperibadiannya yang mandiri
h. Masih langkanya pengalaman-pengalaman yang dapat
merelevansikan pendapat, sikap dan tindakanya dengan kenyataan yang ada.
B. Sosialisasi
Pemuda
Sosialisasi adalah proses yang membantu individu
melalui media pembelajaran dan penyesuaian diri, bagaimana bertindak dan berpikir
agar ia dapat berperan dan berfungsi, baik sebagai individu maupun sebagai
anggota masyarakat. Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui dalam sosialisasi,
antara lain: Proses Sosialisasi, Media Sosialisasi dan Tujuan Sosialisasi.
a) Proses sosialisasi
Istilah sosialisasi menunjuk pada semua factor dan
proses yang membuat manusia menjadi selaras dalam hidup ditengah-tengah orang
kain. Proses sosialisasilah yang membuat seseorang menjadi tahu bagaimana mesti
ia bertingkah laku ditengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya. Dari
proses tersebut, seseorang akan terwarnai cara berpikir dan kebiasaan-kebiasaan
hidupnya.
Semua warga negara mengalami proses sosialisasi tanpa kecuali dan
kemampuan untuk hidup ditengah-tengah orang lain atau mengikuti norma yang
berlaku dimasyarakat. Ini tidak datang begitu saja ketika seseorang dilahirkan,
melainkan melalui proses sosialisasi.
b) Media Sosialisasi
• Orang tua dan keluarga
• Sekolah
• Masyarakat
• Teman bermain
• Media Massa.
c) Tujuan Pokok Sosialisasi
• Individu harus diberi ilmu pengetahuan
(keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di masyarakat.
• Individu harus mampu berkomunikasi secara efektif
dan mengenbangkankan kemampuannya.
• Pengendalian fungsi-fungsi organik yang dipelajari
melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
• Bertingkah laku secara selaras dengan norma atau
tata nilai dan kepercayaan pokok ada pada lembaga atau kelompok khususnya dan
pada masyarakat umum.
C. Internalisasi
Adalah proses norma-norma yang mencakup norma-norma
kemasyarakatan yang tidak berhenti sampai institusional saja, akan tetapi
mungkin norma-norma tersebut sudah mendarah daging dalam jiwa anggota-anggota
masyarakat.
a. Pendekatan klasik tentang pemuda
Melihat bahwa muda merupakan masa perkembangan yang enak dan menarik.
Kepemudaan merupakan suatu fase dalam pertumbuhan biologis seseorang yang
bersifat seketika dan suatu waktu akan hilang dengan sendirinya, maka
keanehan-keanehan yang menjadi ciri khas masa muda akan hilang sejalan dengan
berubahnya usia.
Menurut pendekatan yang klasik ini, pemuda dianggap
sebagai suatu kelompok yang mempunyai aspirasi sendiri yang bertentangan dengan
aspirasi masyarakat. Selanjutnya munculah persoalan-persoalan frustasi dan
kecemasan pemuda karena keinginan-keinginan mereka tidak sejalan dengan
kenyataan. Dan timbulah konflik dalam berbagai bentuk proses. Di sinilah pemuda
bergejolak untuk mencari identitas mereka.
b. Dalam hal ini hakikat kepemudaan ditinjau dari dua asumsi pokok.
Penghayatan mengenai proses perkembangan manusia bukan sebagai suatu
koninum yang sambung menyambung tetapi fragmentaris, terpecah-pecah dan setiap
pragmen mempunyai arti sendiri-sendiri.
Asumsi wawasan kehidupan adalah posisi pemuda dalam
arah kehidupan sendiri. Perbedaan antar kelompok-kelompok yang ada, antar
generasi tua dan pemuda, misalnya hanya terletak pada derajat ruang lingkup
tanggung jawabnya.
Generasi tua sebagai angkatan-angkatan yang lalu (passing generation)
yang berkewajiban membimbing generasi muda sebagai generasi penerus. Dan generasi
pemuda yang penuh dinamika hidup berkewajiban mengisi akumulator generasi tua
yang mulai melemah, disamping memetik buah-buah pengalamannya, yang telah
terkumpul oleh pengalamannya.
Pihak generasi tua tidak bisa menuntut bahwa merekalah
satu-satunya penyelamat masyarakat dan dunia. Dana melihat generasi muda
sebagai perusak tatanan sosial yang sudah mapan, sebaliknya generasi muda juga
tidak bisa melepaskan diri dari kewajiban untuk memelihara dunia. Dengan
demikian maka adanya penilaian yang baku (fixed standard) yang melihat generasi
tua adalah sebagai ahli waris. Dari segala ukuran dan nilai dalam masyarakat,
karena itu para pemuda menghakimi karena cenderung menyeleweng dari ukuran dan
nilai tersebut karena tidak bisa diterima. Bertolak dari suatu kenyataan, bahwa
bukan saja pemuda tapi generasi tua pun harus sensitif terhadap dinamika
lingkungan dengan ukuran standard yang baik.
Dengan pendapat di atas jelas kiranya bahwa pendekatan
ekosferis mengenai pemuda, bahwa segala jenis ”kelainan” yang hingga kini
seolah-olah menjadi hak paten pemuda akan lebih dimengerti sebagai suatu
keresahan dari masyarakat sendiri sebagai keseluruhan. Secara spesifiknya lagi,
gejolak hidup pemuda dewasa ini adalah respon terhadap lingkungan yang kini
berubah dengan cepat.
D. Pemuda Dan
Identitas
Telah kita ketahui bahwa pemuda atau generasi muda
merupakan konsep-konsep yang selalu dikaitkan dengan masalah dan merupakan
beban modal bagi para pemuda. Tetapi di lain pihak pemuda juga menghadapi
pesoalan seperti kenakalan remaja, ketidakpatuhan kepada orang tua, frustasi,
kecanduan narkotika, masa depan suram. Semuanya itu akibat adanya jurang antara
keinginan dalam harapan dengan kenyataan yang mereka hadapi.
Kaum muda dalam setiap masyarakat dianggap sedang
mengalami apa yang dinamakan ”moratorium”. Moratorium adalah masa persiapan
yang diadakan masyarakat untuk memungkinkan pemuda-pemuda dalam waktu tertentu
mengalami perubahan.
Menurut pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda bahwa
generasi muda dapat dilihat dari berbagai aspek sosial, yakni:
1. Sosial psikologi
2. sosial budaya
3. sosial ekonomi
4. sosial politik
Masalah-masalah yang menyangkut generasi muda dewasa
ini adalah:
a. Dirasakan menurunnya jiwa nasionalisme, idealisme
dan patriotisme di kalangan generasi muda
b. Kekurangpastian
yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya
c. Belum seimbangnya jumlah generasi muda dengan
fasilitas pendidikan yang tersedia
d. Kurangnya lapangan dan kesempatan kerja.
e. Kurangnya gizi yang dapat menghambat pertumbuhan
badan dan perkembangan kecerdasan
f. Masih banyaknya perkawinan-perkawinan di bawah
umur
g. Adanya generasi muda yang menderita fisik dan
mental
h. Pergaulan bebas
i. Meningkatnya kenakalan remaja, penyalahagunaan
narkotika
j. Belum adanya peraturan perundang-undangan yang
mengangkut generasi muda.
Peran
pemuda dalam masyarakat
Peranan pemuda yang didasarkan atas usaha pemuda untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungan.
a. Peranan
pemuda yang menolak unsur menyesuaikan diri dengan lingkungannya
b. Asas edukatif
c. Asas
persatuan dan kesatuan bangsa
d. Asas swakarsa
e. Asas
keselarasan dan terpadu
f. Asas
pendayagunaan dan fungsionaliasi
Arah Pembinaan Dan Pengembangan Generasi Muda
Arah pembinaan
dan pengembangan generasi muda ditunjukan pada pembangunan yang memiliki
keselarasn dan keutuhan antara ketiga sumbu orientasi hidupnya yakni.
a. Orientasi ke
atas kepada Tuhan Yang Masa Esa.
b. Orientasi
dalam dirinya sendiri
c. Orientasi ke
luar hidup di lingkungan
Peranan
mahasiswa dalam masyarakat
a. Agen of
change
b. Agen of
development
c. Agen of
modernization
BAB
III
KESIMPULAN
Pemuda merupakan satu identitas yang potensial sebagai penerus cita-cita
perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan Negara bangsa dan agama.
Selain itu pemuda/mahasiswa mempunyai peran sebagai pendekar intelektual dan
sebagai pendekar social yaitu bahwa para pemuda selain mempunyai ide-ide atau
gagasan yang perlu dikembangkan selain itu juga berperan sebagai perubah Negara
dan bangsa ini. Oleh siapa lagi kalau bukan oleh generasi selanjutnya maka dari
itu para pemuda harus memnpunyai ilmu yang tinggi dengan cara sekolah atau
dengan yang lainnya, dengan begitu bangsa ini akan maju aman dan sentosa.
1. Jika dibandingkan dengan generasi sebelum dan
generasi berikutnya, setiap generasi memiliki cirri-ciri khas corak atau watak
pergerakan / perjuangan. Sehubungan dengan itu, sejak kebangkitan Nasional, di
Indonesia pernah tumbuh dan berkembang tiga generasi yaitu generasi 20-an
generasi 45 dan generasi 66, dengan masing-masing ciri khasnya.
2. Ada dua
regenerasi, yaitu
a. Regenerasi yang berlangsung alamiah. Artinya
generasi berjalan lumrah seperti yang terjadi pada kelompok dunia tumbuhan atau
hewan. Proses regenerasi ini berjalan sebagai biasa-biasa saja, berlangsung
secara alami, tidak di ekspos atau dipublikasikan.
b. Regenerasi berencana, artinya proses regenerasi
ini sungguh-sungguh direncanakan, dipersiapkan. Pada masyarakat, suku-suku primitip,
proses regenerasi dibakukan dalam lembaga dapat yang disebut inisiasi. Oleh
karena itu system regenerasi seperti ini lebih tepat disebut regenerasi
Kaderisasi. Pada hakikatnya system regenerasi-kaderisasi adalah proses tempat
para kader pimpinan para suku atau bangsa digembleng serta dipersiapkan sebagai
pimpinan suku atau bangsa pada generasi berikutnya. Menggantikan generasi tua.
Regenerasi-kaderisasi suatu suku atau bangsa diperlukan untuk dipertahankan
kelangsungan eksistensinya serta kesinambungan suatu generasi atau bangsa,
disamping dihadapkan terjaminnya kelestarian nilai-nilai budaya nenek moyang.
3. Demi kesinambungan generasi dan kepemimpinan
bangsa Indonesia telah memiliki KNPI dan AMPI sebagai wadah forum komunikasi
dan tempat penggembleng. Menempa dan mencetak kader-kader dan pimpinan bangsa
yang tangguh dan merakyat.
4. Generasi muda
Indonesia mulai turut dalam peraturan aksi-aksi Tritura, Supersemar,
5. Bidang pendidikan yang dapat menopang pembangunan
dengan melahirkan tenaga-tenaga terampil dalam bidangnya masing-masing dapat
digolongkan dalam tiga bidang yaitu pendidikan formal, pendidikan non-formal
dan pendidikan informal.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.anakciremai.com
Abdullah, taufik, Pemuda dan Perubahan Social, LP3ES,
Jakarta, 1974.
Drs. H. Abu Ahmadi, Ilmu Sosial Dasar, Rineka Cipta,
Jakarta, 2003
http://id.wikipedia.org/wiki/Dasar_Pendidikan
No comments:
Post a Comment